Wim Belum Mampu Terapkan Total Football

Wim Belum Mampu Terapkan Total Football Kekalahan 0-1 Timnas Indonesia dari Yordania pada pertandingan persahabatan di Amman International Stadium pada Minggu (28/8/2011) dini hari tadi, harus jadi koreksi bagi pelatih anyar Tim Merah Putih, Wim Rijsbergen. Pelatih asal Belanda ini ditunjuk PSSI menggantikan Alfred Riedl dengan iming-iming akan menjadikan Timnas Indonesia bermain menyerang dengan filosofi total football sebagaimana faham sepak bola yang dianut Belanda.
Namun, fakta di lapangan belum menunjukkan hasil tersebut meski Wim telah dua bulan melatih Firman Utina dkk.
Saat laga melawan Yordania, Wim menerapkan strategi permainan tanggung; bahkan bisa dikatakan sangat kurang memperhatikan aspek penyerangan sebagaimana yang menjadi ciri khas total football.
Timnas bermain cenderung bertahan namun inipun gagal karena kebobolan pada menit 49 lewat gol dari Abdullah Deeb. Setelah gol itu, barulah Indonesia berusaha menyerang. Serangan tak efektif karena ada jarak yang lebar antar pemain di lini pertahanan, tengah, dan lini depan.
Akibatnya, permainan Indonesia terlihat sangat nanggung. Strategi seperti ini memang sah-sah saja diterapkan, demi tujuan mendapatkan satu poin di kandang Iran yang akan jadi lawan selanjutnya di pertandingan resmi Pra-Piala Dunia, 2 September mendatang.
Namun, bisa juga dinilai kurang memuaskan karena pasukan Garuda kehilangan karakter permainan indah yang sebelum ini sudah mulai mempertontonkan keseimbangan pertahanan dan penyerangan.
Indonesia sejatinya bisa saja menerapkan strategi bertahan untuk mendapat satu poin dari kandang lawan, tapi sepak bola selalu memberi harapan untuk menang, misalnya dengan menerapkan strategi serangan balik.
Strategi counter attack ini yang tidak tampak saat laga uji coba melawan Yordania. Saking fokusnya pada pertahanan, dua penyerang Cristian Gonzalez dan Bambang Pamungkas bahkan ikut bertahan baik lewat lini tengah maupun belakang yang sebenarnya bukan areal operasi keduanya.
PAda suatu momen Gonzalez sempat terlihat kebingungan saat menerima bola di lini tengah. Sebab, di tidak menemukan ada rekan yang membuka ruang guna mendukung serangan.
Secara keseluruhan, laga Yordania kontra Indonesia berlangsung sangat monoton, khususnya dalam hal serangan ke jantung pertahanan musuh. Situasi seperti ini diharapkan tidak terjadi saat Timnas Indonesia melawan Iran nanti.(